Kalurahan Gadingharjo

Merten, Oktober 2025 — Suasana guyub dan hangat menyelimuti halaman balai dusun Pedukuhan Merten siang itu. Usai salat Dzuhur, para ibu berkumpul membawa masakan rumahan seperti mi lethek, tempe goreng, lauk pauk, dan nasi yang diletakkan rapi di dalam besek (wadah anyaman bambu). Mereka hadir dalam rangka mengikuti kenduri doa bersama sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan berkah untuk keluarga dan lingkungan.

Kegiatan ini diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Mbah Kaum, tokoh agama setempat. Dalam doanya, beliau memohonkan keselamatan, kesehatan, rezeki yang berkah, dan ketentraman bagi seluruh warga.

Setelah doa selesai, para ibu saling bertukar besek berisi makanan sebagai lambang kebersamaan, gotong royong, dan saling berbagi rezeki. Tak hanya menjadi ajang spiritual, kenduri ini juga menjadi ruang untuk mempererat hubungan sosial antarwarga.

Tradisi seperti ini terus dijaga karena mengandung nilai luhur—menghargai hasil masakan sendiri, saling mendoakan, dan menjaga kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

 Warga berharap kegiatan kenduri ini dapat terus dilestarikan oleh generasi selanjutnya sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal.